UAS BAHASA
INDONESIA
Topik :
K3 Lingkungan
Tema :
Lingkungan Kota Balikpapan
Judul :
Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura
Jenis :
Artikel Ilmiah
Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura
Balikpapan merupakan
salah satu kota yang ada di Kalimantan Timur. Kota yang dijuluki dengan kota minyak. Kota yang kita
kenal sebagai kota yang bersih, indah, aman dan nyaman. Karena itulah kota
Balikpapan dinobatkan sebagai kota Adipura. Balikpapan sebagai kota terbersih
yang ada di Indonesia, bahkan kota terbersih nomor 2 se-Asia Tenggara setelah
Singapura. Dari prestasi itulah merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk
warga Balikpapan. Disamping prestasi yang diraihnya, ternyata Balikpapan masih
mempunyai beberapa problem. Problem tersebut akan saya rangkum dalam sebuah
artikel “Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura”.
Disini
saya akan membicarakan tentang sisi lain Balikpapan sebagai kota Adipura dari
segi lingkungan hidup. Sebelum kita membahasnya perlu kita ketahui dulu tentang
apa itu lingkungan hidup. Pengertian lingkungan hidup diawali dari istilah dalam bahasa
Inggris yang disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan millieu atau dalam bahasa Perancis disebut
dengan I'environment. Lingkungan hidup disebut juga dengan
lingkungan hidup manusia (human
environment). Istilah ini
biasa dipakai dengan lingkungan hidup. Bahkan seringkali dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagai "Lingkungan" saja. Maka lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UUPLH 1982). Jika kita melihat dari prestasi yang didapatkan
oleh Balikpapan sebagai kota Adipura, maka kita pasti berpikir lingkungan hidup
yang ada di Balikpapan dapat dipastikan dalam keadaan baik. Namun, bila kita
berkaca dari pengertian lingkungan hidup diatas belum tentu apa yang kita
bayangkan dalam keadaan baik. Karena lingkungan hidup dipengaruhi oleh manusia
sebagai pelakunya dan alam sebagai alat untuk mencapai tujuannya (Teori Etika Lingkungan; Antroposentrisme). Banyak
sekali dijumpai berbagai isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup, bertentangan
dengan prestasi yang diraih oleh kota Balikpapan sebagai kota Adipura. Mungkin
isu tersebut jarang kita sadari, padahal dampaknya kita terkena secara
langsung. Berikut merupakan isu-isu yang berhubungan dengan “Sisi Lain
Balikpapan Kota Adipura”.
Isu pertama yang akan saya bahas
adalah tentang banjir yang melanda kota Balikpapan jika curah hujan tinggi. Banjir
biasanya dikarenakan kurangnya daerah resapan air. Dari hasil wawancara saya
dengan penjual nasi goreng yang berjualan didepan Rumah Sakit Siloam Jl MT.
Haryono. Beliau berkata bahwa jika hujan deras, rumahnya yang berada di Gang
Ulin depan RS Siloam akan banjir. Beliau menambahkan air tersebut datangnya
dari parit yang ada dipinggir jalan yang mengalami pendangkalan serta aliran
air dari daerah Balikpapan Baru. Parahnya lagi air tersebut dapat menghambat
arus lalu lintas yang melintas karena jalanan tergenang air. Masalah akan
bertambah lagi jika air sudah surut, yaitu sampah-sampah yang dibawa oleh air
hujan akan mengotori jalan-jalan yang dilaluinya.
Tidak hanya didaerah Jl. MT.
Haryono, banyak juga saya jumpai peristiwa meluapnya parit yang ada didaerah
Pandansari. Pada saat hujan tiba dengan itensitas tinggi, parit tersebut akan
meluap. Padahal, parit tersebut sering dikeruk oleh Dinas Kebersihan Kota
Balikpapan. Dilihat dari material sampah yang dibawa oleh banjir tersebut, maka
terindikasi kurang kesadaran warga yang membuang sampah didaerah parit
tersebut. Parahnya lagi jika sedang musim kemarau, parit tersebut akan
menimbulkan bau-bau yang tidak sedap. Bau tersebut berasal dari limbah rumah
tangga yang dibuang kea rah parit tersebut.
Banyak hal yang menjadi
penyebab banjir yang terjadi di kota Balikpapan. Dikarenakan pengupasan lahan
untuk pembangunan perumahan, yang seharusnya untuk daerah resapan air hujan.
Seharusnya dalam hal ini pemerintah menindak lanjuti agar masalah yang menjadi
penyebab utama banjir dapat teratasi. Dalam hal lain seperti pembuangan sampah
tidak pada tempatnya, walaupun pemerintah terus berupaya dengan memperbanyak
pekerja kebersihan kota dan mengangkutan sampah secara berkala. Jika kesadaran
warga yang menurun akan pentingnya lingkungan di Kota Balikpapan. Maka banjir
akan terus terjadi jika curah hujan tinggi. Tindakan tersebut harus segera dirubah jika
tidak akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi
budaya. Balikpapan dimata orang-orang mempunyai budaya bersih, tidaklah patut
jika budaya tersebut akan terganti dengan budaya kotor.
Untuk mengatasi banjir yang
ada di Balikpapan, adapun salah satu caranya dengan memperluas Daerah Aliran
Sungai, kemudian membuat bendungan sebagai tempat penampungan air hujan
sementara, dan dengan diadakannya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga lingkungan di Balikpapan, saya rasa hal-hal tersebut
akan dapat membantu warga Balikpapan dalam menanggulangi masalah lingkungan
yang cukup mengganggu ini.
Serta peninjauan kembali
parit-parit yang ada dipinggir jalan agar diketahuinya masalah parit yang
mendangkal akibat sampah ataupun pasir yang menumpuk. Jika perlu dilakukan
rehabilitasi parit-parit yang ada dijalan yang terindikasi banjir bila hujan
deras tiba. Dan perlunya kesadaran masyarakat untuk melakukan kerja bakti membersihkan
parit agar pada saat hujan deras tidak sampai menimbulkan banjir.
Memberi ruang hijau pada
daerah pengembangan baru juga dapat mengatasi masalah banjir yang kapan saja
dapat mengganggu warga Balikpapan. Dengan adanya ruang hijau pada daerah pengembangan
baru, air hujan akan terlebih dahulu diserap oleh pepohonan dan tanaman-tanaman
lain. Itu semua perlu pengawasan dari semua pihak termasuk masyarakat setempat
agar terjaga efisiensinya.
Dari peristiwa tersebut, manusia
sebagai pelaku kehidupan dan alam sebagai objeknya (Antroposentrisme)
dirasa kurang seimbang dengan apa yang menjadi realita. Maka manusia harus
mempunyai kewajiban moral terhadap alam yang bersumber dan berdasarkan pada
pertimbangan bahwa, kehidupan adalah sesuatu yang bernilai (Life-Centered
Theory of Environment). Jika manusia berpikir sedemikian rupa maka masalah
tersebut akan teratasi.
Bila kita lihat dari peristiwa
tersebut dan kita bandingkan dengan prestasi yang diperoleh Balikpapan sebagai
kota terbersih maka saya rasa itu tidak logis. Masalah banjir dan sampah tidak
sepatutnya kita jumpai di Balikpapan yang notabennya
sebagai kota Adipura. Pemerintah sudah menjalankan misinya dengan mengerahkan
para pekerja yang membersihkan dan memperindah kota pagi, siang bahkan sampai
malam. Sedangkan warganya masih ada yang mempunyai kurang kesadaran akan
lingkungan. Saya rasa itu merupakan realita yang ada, yang patut kita ketahui
dan wajib kita rubah. Untuk terwujudnya suatu penghargaan Adipura yang
diidam-idamkan dan menjadikannya Balikpapan sebagai kota yang nyaman dan aman
untuk dihuni bagi siapa pun yang tinggal.
Isu lingkungan yang kedua yang sangat popular di Balikpapan adalah
banyaknya penggunaan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi warga Balikpapan.
Seiring berjalannya waktu, Balikpapan seakan bertransformasi menjadi kota
yang sibuk dengan banyaknya aktifitas warganya yang melakukan kegiatan
sehari-hari dengan menggunakan kendaraan. Setiap tahunnya kendaraan tersebut
bukannya berkurang malah semakin bertambah semakin banyak. Padahal jalan yang
dilaluinya jumlah tetap. Realita ini merupakan masalah bukan hanya di
Balikpapan saja namun diberbagai daerah di Indonesia.
Menurut hasil yang saya
dapat melalui beberapa sumber, ledakan penggunaan kendaraan pribadi tersebut
dimulai sejak tahun 2009 hingga sekarang. Pada tahun 2009 Provinsi Kalimantan
Timur berpenduduk 3,5 juta jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut diketahui
memiliki kendraan 1,4 juta unit lebih. Sedangkan Balikpapan pada tahun yang
sama, warganya memiliki 324.636 unit lebih. Jika melihat data tersebut masih
akan bertambah setiap tahunnya. Karena dilihat dari segi kebutuhan dan budaya
masyarakat yang konsumtif. Jika masalah ini tidak bias diatasi maka dipastikan
Balikpapan akan mengalami kemancetan seperti yang sekarang kita semua yang
dialami DKI Jakarta.
Banyaknya kendaraan pribadi
yang digunakan warga tidak hanya menimbulkan kemacetan di sejumlah titik jalan
raya pada jam-jam sibuk, polusi udara dari kendaraan pribadi juga menjadi
masalah lingkungan yang tidak bisa kita abaikan.
Seperti yang terlihat di
daerah pertigaan Kariangu Km 5, pada jam-jam sibuk seperti jam 7 pagi dan jam 4
sore dapat dipastikan daerah tersebut akan mengalami kemancetan. Kemancetan
tersebut berdampak polusi udara disekitar jalan menjadi tidak sehat dan terasa
panas karena polusi.
Jumlah polusi udara
meningkat drastis. Bila kita berjalan ke jalan raya di daerah pusat
perbelanjaan Balikpapan Trade Center, akan sangat terasa udara yang telah
bercampur dengan polusi dari asap kendaraan pribadi. Polusi ini tidak hanya
membuat warga merasa kurang nyaman, tapi kesehatan pernafasan juga dapat
terganggu dengan adanya polusi yang disebabkan oleh asap kendaraan pribadi.
Beberapa penyakit yang
disebabkan oleh polusi udara antara lain timbulnya reaksi radang atau inflamasi
paru, serta turunnya sistem pertahanan tubuh. Dalam jangka panjang, polusi
udara juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Beberapa upaya yang
dilakukan untuk mengurangi jumlah polusi udara sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah Balikpapan dan warga. Namun dirasa kurang efektif jika kesadaran
masyarakat masih kurang akan masalah ini.
Car Free Day adalah salah
satu upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah polusi udara
di Balikpapan. Car Free Day cukup menarik minat warga Balikpapan untuk
mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Car Free Day biasanya dilakukan didaerah
Melawai pada Minggu pagi sampai siang hari. Cara lain untuk mengurangi polusi
udara di Balikpapan juga bisa dilakukan dengan cara peningkatan mutu angkutan
umum agar warga lebih memilih angkutan umum daripada menggunakan kendaraan
pribadi.
Bila kita berkaca dengan neegara-negara
yang ada Eropa maka kejadian tersebut dapat diatasi. Tidak usah jauh-jauh mari
kita tengok sejenak ke negara tetangga kita di Singapore. Di negara yang
terkenal dengan patung Merlionnya ini, pemerintah Singapura membatasi kepemilikan
kendaraan pribadi dengan cara meningkatkan pajak kendaraan dan pajak parkir
yang dikenal juga dengan kebijakan sistem Electronic
Road Pricing (ERP). Sistem ini membebankan sejumlah biaya kepada pemilik
kendaraan pribadi yang akan melewati suatu jalur tertentu karena kendaraan
pribadi mereka dapat menyebabkan kemacetan di jalan raya pada waktu tertentu.
Mari kita ambil sisi
positif dari kebijakan pemerintah Singapore ini. dengan adanya
peraturan-peraturan seperti ERP, warga pasti lebih memilih menggunakan angkutan
umum sebagai sarana transportasi. Tidak lupa perlu juga meningkatkan mutu dari
angkutan kota tersebut. Jangan sampai angkutan kota tersebut malah menyebabkan
polusi udara semakin parah. Perlu diakannya pengontrolan kualitas angkutan umum
yang ada di Balikpapan ini. Jika kebijakan tersebut dapat terealisasi maka hal
ini juga dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan pribadi.
Pemerintah Balikpapan juga
sudah melakukan tindakan untuk mengurangi polusi udara seperti, melakukan
kegiatan uji emisi setiap beberapa bulan. Namun, kenyataan yang ada dilapangan
bahwa banyak masyarakat yang takut untuk melakukan pengujian emisi gas buang.
Mereka mengira bahwa jika kendaraan mereka tidak lulus uji emisi maka akan
didenda. Padahal uji emisi tersebut memberitahu kita bagaimana keadaan
kendaraan kita apa yang perlu disservice.
Cara lainnya yaitu dengan menanam pohon dipinggir jalan. Selain
bertujuan untuk memberi suasana sejuk, juga dapat digunakan untuk menyaring
polusi udara. Dari dua hal tersebut perlu juga diimbangi dengan masyarakat
Balikpapan dengan mengurangi menggunakan kendaraan pribadi.
Balikpapan dapat mengatasi
isu lingkungan ini dengan adanya tindakan dari warga Balikpapan, bersamaan
dengan kebijakan pemerintah serta peran Green Generation dalam memberikan
aksi-aksi lingkungan yang bisa meningkatkan minat dari warga sekitar untuk
menjaga lingkungan terutama lingkungan di Kota Balikpapan.
Dengan adanya kerjasama
dari semua pihak untuk mengatasi seluruh isu lingkungan yang terjadi di kota
Balikpapan ini, tentunya seluruh isu yang menjadi masalah di Kota Balikpapan
akan teratasi dengan mudah. Selain akan merasa nyaman dengan udara yang bersih,
Balikpapan juga dapat meningkatkan jumlah lahan hijau agar masalah lingkungan
seperti banjir dan tanah longsor dapat dihindari.
Dari dua isu tersebut,
dapat saya simpulkan bahwa sisi lain dari
Balikpapan sebagai kota Adipura yaitu kurangnya keseimbangan antara masyarakat
dengan pemerintah tentang lingkungan. Dengan banyaknya peristia-peristiwa yang
terjadi mencerminkan bahwa kesadaran itu perlu ditumbuhkan. Pemerintah
mempunyai program yang sangat bagus untuk masyarakat, tidak akan tercapai
dengan baik jika tidak diimbangi oleh kesadaran dan ketaatan masyarakat tentang
memahami hakekat pentingnya lingkungan hidup.
Data Gambar
Ø
Gang Ulin (Depan RS Siloam Jl. MT. Haryono)
Ø
Pertigaan Kariangu Jl. Soekarno Hatta Km. 5 Jam
17.00 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar