Minggu, 25 Januari 2015

Artikel Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura


UAS BAHASA INDONESIA
Topik               : K3 Lingkungan
Tema               : Lingkungan Kota Balikpapan
Judul               : Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura
Jenis                : Artikel Ilmiah

Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura
Balikpapan merupakan salah satu kota yang ada di Kalimantan Timur. Kota yang  dijuluki dengan kota minyak. Kota yang kita kenal sebagai kota yang bersih, indah, aman dan nyaman. Karena itulah kota Balikpapan dinobatkan sebagai kota Adipura. Balikpapan sebagai kota terbersih yang ada di Indonesia, bahkan kota terbersih nomor 2 se-Asia Tenggara setelah Singapura. Dari prestasi itulah merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk warga Balikpapan. Disamping prestasi yang diraihnya, ternyata Balikpapan masih mempunyai beberapa problem. Problem tersebut akan saya rangkum dalam sebuah artikel “Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura”.
Disini saya akan membicarakan tentang sisi lain Balikpapan sebagai kota Adipura dari segi lingkungan hidup. Sebelum kita membahasnya perlu kita ketahui dulu tentang apa itu lingkungan hidup. Pengertian lingkungan hidup diawali dari istilah dalam bahasa Inggris yang disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan millieu atau dalam bahasa Perancis disebut dengan I'environment. Lingkungan hidup disebut juga dengan lingkungan hidup manusia (human environment). Istilah ini biasa dipakai dengan lingkungan hidup. Bahkan seringkali dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai "Lingkungan" saja. Maka lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UUPLH 1982). Jika kita melihat dari prestasi yang didapatkan oleh Balikpapan sebagai kota Adipura, maka kita pasti berpikir lingkungan hidup yang ada di Balikpapan dapat dipastikan dalam keadaan baik. Namun, bila kita berkaca dari pengertian lingkungan hidup diatas belum tentu apa yang kita bayangkan dalam keadaan baik. Karena lingkungan hidup dipengaruhi oleh manusia sebagai pelakunya dan alam sebagai alat untuk mencapai tujuannya (Teori Etika Lingkungan; Antroposentrisme). Banyak sekali dijumpai berbagai isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup, bertentangan dengan prestasi yang diraih oleh kota Balikpapan sebagai kota Adipura. Mungkin isu tersebut jarang kita sadari, padahal dampaknya kita terkena secara langsung. Berikut merupakan isu-isu yang berhubungan dengan “Sisi Lain Balikpapan Kota Adipura”.
Isu pertama yang akan saya bahas adalah tentang banjir yang melanda kota Balikpapan jika curah hujan tinggi. Banjir biasanya dikarenakan kurangnya daerah resapan air. Dari hasil wawancara saya dengan penjual nasi goreng yang berjualan didepan Rumah Sakit Siloam Jl MT. Haryono. Beliau berkata bahwa jika hujan deras, rumahnya yang berada di Gang Ulin depan RS Siloam akan banjir. Beliau menambahkan air tersebut datangnya dari parit yang ada dipinggir jalan yang mengalami pendangkalan serta aliran air dari daerah Balikpapan Baru. Parahnya lagi air tersebut dapat menghambat arus lalu lintas yang melintas karena jalanan tergenang air. Masalah akan bertambah lagi jika air sudah surut, yaitu sampah-sampah yang dibawa oleh air hujan akan mengotori jalan-jalan yang dilaluinya.
Tidak hanya didaerah Jl. MT. Haryono, banyak juga saya jumpai peristiwa meluapnya parit yang ada didaerah Pandansari. Pada saat hujan tiba dengan itensitas tinggi, parit tersebut akan meluap. Padahal, parit tersebut sering dikeruk oleh Dinas Kebersihan Kota Balikpapan. Dilihat dari material sampah yang dibawa oleh banjir tersebut, maka terindikasi kurang kesadaran warga yang membuang sampah didaerah parit tersebut. Parahnya lagi jika sedang musim kemarau, parit tersebut akan menimbulkan bau-bau yang tidak sedap. Bau tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang kea rah parit tersebut.
Banyak hal yang menjadi penyebab banjir yang terjadi di kota Balikpapan. Dikarenakan pengupasan lahan untuk pembangunan perumahan, yang seharusnya untuk daerah resapan air hujan. Seharusnya dalam hal ini pemerintah menindak lanjuti agar masalah yang menjadi penyebab utama banjir dapat teratasi. Dalam hal lain seperti pembuangan sampah tidak pada tempatnya, walaupun pemerintah terus berupaya dengan memperbanyak pekerja kebersihan kota dan mengangkutan sampah secara berkala. Jika kesadaran warga yang menurun akan pentingnya lingkungan di Kota Balikpapan. Maka banjir akan terus terjadi jika curah hujan tinggi.  Tindakan tersebut harus segera dirubah jika tidak akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi budaya. Balikpapan dimata orang-orang mempunyai budaya bersih, tidaklah patut jika budaya tersebut akan terganti dengan budaya kotor.
Untuk mengatasi banjir yang ada di Balikpapan, adapun salah satu caranya dengan memperluas Daerah Aliran Sungai, kemudian membuat bendungan sebagai tempat penampungan air hujan sementara, dan dengan diadakannya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan di Balikpapan, saya rasa hal-hal tersebut akan dapat membantu warga Balikpapan dalam menanggulangi masalah lingkungan yang cukup mengganggu ini.
Serta peninjauan kembali parit-parit yang ada dipinggir jalan agar diketahuinya masalah parit yang mendangkal akibat sampah ataupun pasir yang menumpuk. Jika perlu dilakukan rehabilitasi parit-parit yang ada dijalan yang terindikasi banjir bila hujan deras tiba. Dan perlunya kesadaran masyarakat untuk melakukan kerja bakti membersihkan parit agar pada saat hujan deras tidak sampai menimbulkan banjir.
Memberi ruang hijau pada daerah pengembangan baru juga dapat mengatasi masalah banjir yang kapan saja dapat mengganggu warga Balikpapan. Dengan adanya ruang hijau pada daerah pengembangan baru, air hujan akan terlebih dahulu diserap oleh pepohonan dan tanaman-tanaman lain. Itu semua perlu pengawasan dari semua pihak termasuk masyarakat setempat agar terjaga efisiensinya.
Dari peristiwa tersebut, manusia sebagai pelaku kehidupan dan alam sebagai objeknya (Antroposentrisme) dirasa kurang seimbang dengan apa yang menjadi realita. Maka manusia harus mempunyai kewajiban moral terhadap alam yang bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan adalah sesuatu yang bernilai (Life-Centered Theory of Environment). Jika manusia berpikir sedemikian rupa maka masalah tersebut akan teratasi.
Bila kita lihat dari peristiwa tersebut dan kita bandingkan dengan prestasi yang diperoleh Balikpapan sebagai kota terbersih maka saya rasa itu tidak logis. Masalah banjir dan sampah tidak sepatutnya kita jumpai di Balikpapan yang notabennya sebagai kota Adipura. Pemerintah sudah menjalankan misinya dengan mengerahkan para pekerja yang membersihkan dan memperindah kota pagi, siang bahkan sampai malam. Sedangkan warganya masih ada yang mempunyai kurang kesadaran akan lingkungan. Saya rasa itu merupakan realita yang ada, yang patut kita ketahui dan wajib kita rubah. Untuk terwujudnya suatu penghargaan Adipura yang diidam-idamkan dan menjadikannya Balikpapan sebagai kota yang nyaman dan aman untuk dihuni bagi siapa pun yang tinggal.
Isu lingkungan yang kedua yang sangat popular di Balikpapan adalah banyaknya penggunaan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi warga Balikpapan.  Seiring berjalannya waktu, Balikpapan seakan bertransformasi menjadi kota yang sibuk dengan banyaknya aktifitas warganya yang melakukan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan kendaraan. Setiap tahunnya kendaraan tersebut bukannya berkurang malah semakin bertambah semakin banyak. Padahal jalan yang dilaluinya jumlah tetap. Realita ini merupakan masalah bukan hanya di Balikpapan saja namun diberbagai daerah di Indonesia.
Menurut hasil yang saya dapat melalui beberapa sumber, ledakan penggunaan kendaraan pribadi tersebut dimulai sejak tahun 2009 hingga sekarang. Pada tahun 2009 Provinsi Kalimantan Timur berpenduduk 3,5 juta jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut diketahui memiliki kendraan 1,4 juta unit lebih. Sedangkan Balikpapan pada tahun yang sama, warganya memiliki 324.636 unit lebih. Jika melihat data tersebut masih akan bertambah setiap tahunnya. Karena dilihat dari segi kebutuhan dan budaya masyarakat yang konsumtif. Jika masalah ini tidak bias diatasi maka dipastikan Balikpapan akan mengalami kemancetan seperti yang sekarang kita semua yang dialami DKI Jakarta.
Banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan warga tidak hanya menimbulkan kemacetan di sejumlah titik jalan raya pada jam-jam sibuk, polusi udara dari kendaraan pribadi juga menjadi masalah lingkungan yang tidak bisa kita abaikan.
Seperti yang terlihat di daerah pertigaan Kariangu Km 5, pada jam-jam sibuk seperti jam 7 pagi dan jam 4 sore dapat dipastikan daerah tersebut akan mengalami kemancetan. Kemancetan tersebut berdampak polusi udara disekitar jalan menjadi tidak sehat dan terasa panas karena polusi.
Jumlah polusi udara meningkat drastis. Bila kita berjalan ke jalan raya di daerah pusat perbelanjaan Balikpapan Trade Center, akan sangat terasa udara yang telah bercampur dengan polusi dari asap kendaraan pribadi. Polusi ini tidak hanya membuat warga merasa kurang nyaman, tapi kesehatan pernafasan juga dapat terganggu dengan adanya polusi yang disebabkan oleh asap kendaraan pribadi.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh polusi udara antara lain timbulnya reaksi radang atau inflamasi paru, serta turunnya sistem pertahanan tubuh. Dalam jangka panjang, polusi udara juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah polusi udara sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Balikpapan dan warga. Namun dirasa kurang efektif jika kesadaran masyarakat masih kurang akan masalah ini.
Car Free Day adalah salah satu upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah polusi udara di Balikpapan. Car Free Day cukup menarik minat warga Balikpapan untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Car Free Day biasanya dilakukan didaerah Melawai pada Minggu pagi sampai siang hari. Cara lain untuk mengurangi polusi udara di Balikpapan juga bisa dilakukan dengan cara peningkatan mutu angkutan umum agar warga lebih memilih angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi.
Bila kita berkaca dengan neegara-negara yang ada Eropa maka kejadian tersebut dapat diatasi. Tidak usah jauh-jauh mari kita tengok sejenak ke negara tetangga kita di Singapore. Di negara yang terkenal dengan patung Merlionnya ini, pemerintah Singapura membatasi kepemilikan kendaraan pribadi dengan cara meningkatkan pajak kendaraan dan pajak parkir yang dikenal juga dengan kebijakan sistem Electronic Road Pricing (ERP). Sistem ini membebankan sejumlah biaya kepada pemilik kendaraan pribadi yang akan melewati suatu jalur tertentu karena kendaraan pribadi mereka dapat menyebabkan kemacetan di jalan raya pada waktu tertentu.
Mari kita ambil sisi positif dari kebijakan pemerintah Singapore ini. dengan adanya peraturan-peraturan seperti ERP, warga pasti lebih memilih menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasi. Tidak lupa perlu juga meningkatkan mutu dari angkutan kota tersebut. Jangan sampai angkutan kota tersebut malah menyebabkan polusi udara semakin parah. Perlu diakannya pengontrolan kualitas angkutan umum yang ada di Balikpapan ini. Jika kebijakan tersebut dapat terealisasi maka hal ini juga dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan pribadi.
Pemerintah Balikpapan juga sudah melakukan tindakan untuk mengurangi polusi udara seperti, melakukan kegiatan uji emisi setiap beberapa bulan. Namun, kenyataan yang ada dilapangan bahwa banyak masyarakat yang takut untuk melakukan pengujian emisi gas buang. Mereka mengira bahwa jika kendaraan mereka tidak lulus uji emisi maka akan didenda. Padahal uji emisi tersebut memberitahu kita bagaimana keadaan kendaraan kita apa yang perlu disservice.  Cara lainnya yaitu dengan menanam pohon dipinggir jalan. Selain bertujuan untuk memberi suasana sejuk, juga dapat digunakan untuk menyaring polusi udara. Dari dua hal tersebut perlu juga diimbangi dengan masyarakat Balikpapan dengan mengurangi menggunakan kendaraan pribadi.
Balikpapan dapat mengatasi isu lingkungan ini dengan adanya tindakan dari warga Balikpapan, bersamaan dengan kebijakan pemerintah serta peran Green Generation dalam memberikan aksi-aksi lingkungan yang bisa meningkatkan minat dari warga sekitar untuk menjaga lingkungan terutama lingkungan di Kota Balikpapan.
Dengan adanya kerjasama dari semua pihak untuk mengatasi seluruh isu lingkungan yang terjadi di kota Balikpapan ini, tentunya seluruh isu yang menjadi masalah di Kota Balikpapan akan teratasi dengan mudah. Selain akan merasa nyaman dengan udara yang bersih, Balikpapan juga dapat meningkatkan jumlah lahan hijau agar masalah lingkungan seperti banjir dan tanah longsor dapat dihindari.
Dari dua isu tersebut, dapat saya simpulkan bahwa sisi lain dari Balikpapan sebagai kota Adipura yaitu kurangnya keseimbangan antara masyarakat dengan pemerintah tentang lingkungan. Dengan banyaknya peristia-peristiwa yang terjadi mencerminkan bahwa kesadaran itu perlu ditumbuhkan. Pemerintah mempunyai program yang sangat bagus untuk masyarakat, tidak akan tercapai dengan baik jika tidak diimbangi oleh kesadaran dan ketaatan masyarakat tentang memahami hakekat pentingnya lingkungan hidup.
             



















Data Gambar
Ø    Gang Ulin (Depan RS Siloam Jl. MT. Haryono)
   




Ø    Pertigaan Kariangu Jl. Soekarno Hatta Km. 5 Jam 17.00 WITA
      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar